![]() |
Walikota Surabaya saat memberikan arahan dan himbauan pada anak-anak |
KIMMESEM
– Maraknya kasus penculikan anak yang terjadi di beberapa daerah, Walikota
Surabaya Tri Rismaharini memerintahkan para camat dan lurah agar membuat surat
edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan masyarakat melalui RW dan RT
setempat. Surat edaran ini bertujuan agar para orangtua, ketua RT dan RW lebih
meningkatkan kewaspadaan terhadap orang asing di wilayah masing-masing.
"Kita
harap tidak ada penculikan anak di Surabaya. Makanya kami minta RT RW siaga,”
kata Wali Kota Risma, Sabtu, 23 November 2019.
Wali
kota perempuan pertama di Surabaya ini menyebutkan, di sekolah-sekolah sudah
dipasang CCTV. Dengan peralatan tersebut, akan bisa ditemukan siapa pelaku
penculikan.
"Karena
kita bisa akses ke Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil).
Kamera (CCTV) tak hanya di sekolah, namun juga di masjid, gereja, kemudian mall.
Kita ketahui gerak-geriknya (pelaku),” sebutnya.
Di
sekolah, para guru diminta di luar ruangan ketika para siswa pulang. Di sisi
lain, di area taman dan ruang publik lainnya juga dijaga oleh aparat satpol PP
dan linmas.
Kepala
BPB (Badan Penanggulangan Bencana) dan
Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Surabaya, Eddy Christyanto
mengatakan, surat edaran yang
disampaikan para camat dan lurah se-Kota Surabaya untuk mengingatkan warga
maupun para guru agar berhati-hati terhadap orang yang asing yang ingin
menjemput anak mereka.
"Saat
jam pulang sekolah atau di tengah jam pelajaran, kalau yang jemput orangnya
enggak kenal jangan dilepas. Harus orang yang biasa jemput,” ujar Eddy.
Tak
hanya orangtua, Eddy berharap pembantu rumah tangga (PRT) juga berhati-hati
terhadap orang lain yang ingin menjemput putra-putri majikannya. Jika tak
mengenal orang tersebut, sebaiknya tak dijinkan.
"Misal,
orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam
ini,” harapnya.
Langkah
preventif yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi terjadinya kasus
penculikan di wilayahnya, bukan saja melalui imbauan yang disampaikan melalui
surat edaran.
Menurut
Eddy Christyanto, BPPD dan Linmas, selama ini dirinya telah menginstruksikan
kepada para kasatgas (Kepala Satuan Tugas) Linmas untuk berkeliling ke
sekolah-sekolah, terutama TK dan SD.
"Kalau
jam pulang, saya minta dimonitor. Terutama terhadap sekolah-sekolah yang
sifatnya eksklusif, anak-anaknya naik
antar jemput. Mereka (sekolah) kita minta menutup pagar dan berhati-hati,”
ucapnya.
Jumlah
Kasatgas Linmas yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah sebanyak 154 orang,
setara dengan jumlah kelurahan. Untuk itu, di masing-masing kelurahan memiliki
satu orang kasatgas linmas.
Eddy
mengakui, keterbatasan personel menyebabkan, tidak semua sekolah bisa dipantau.
Untuk itu, pihaknya hanya memonitor sejumlah sekolah tertentu yang memungkinkan
berpotensi terjadi tindak penculikan.
"Ke
Kasatgas sudah saya sampaikan, agar mereka menyampaikan ke satpam perumahan
atau petugas keamanan kampung, pada siang hari agar waspada terhadap tamu yang
tak dikenal,” ujar dia.
Ia
meminta, petugas keamanan untuk menanyai kepada setiap tamu yang berkunjung,
ingin menemui siapa, kemudian mencatat nomor kendaraannya.
"Kalau
ada apa-apa akan ketahuan, tamu yang berkunjung ke rumah siapa, dan nomor
kendaraannya berapa? Ini upaya preventif. Untuk perumahan yang menerapkan one
gate system mudah pengawasannya,” sebutnya.
Eddy
menegaskan, kendati kasus penculikan marak
terjadi di luar daerah. Namun, menurut dia, kewaspadaan harus ada. Ia
mengibaratkan seperti peribahasa, sedia payung sebelum hujan. Artinya,
berjaga-jaga sebelum bahaya datang. Apabila masyarakat menemukan hal-hal yang
mencurigakan, bisa menghubungi layanan tanggap darurat Command Center 112 milik
Pemkot Surabaya.