Warga
stren kali RW 08 Medokan Semampir memiliki potensi ekonomi. Salah satunya adalah
memanfaatkan buah Bligo yang sudah lama ditanam oleh warga. Secara umum, selama
ini Bligo hanya diolah menjadi manisan basah untuk dikonsumsi sendiri.
Bagaimanapun, pengeringannya kurang maksimal sehingga cepat kadaluwarsa jika
tidak terjual cepat. Sedangkan warga stren kali Medokan Semampir khususnya di
wilayah RW 8, bligo belum mendapat sentuhan olahan. Padahal, jika warga mampu
memanfaatkannya maka akan meningkatkan pendapat ekonomi dan berpotensi untuk
membuka UMKM baru.
Masalahnya
adalah pada aspek produksi yaitu warga stren kali kurang memahami dan terampil
mengolah Bligo. Selain itu permasalahan pada aspek manajemen usaha juga dialami
oleh warga yaitu kurangnya pemahaman tentang manajemen pembukuan sederhana dan
cara memasarkan produk.
Berangkat
dari masalah tersebut, Dr. Retno Indarwati, S.Kep.Ns.,M.Kep. dosen Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga melakukan program pengabdian kepada
masyarakat (pengmas). Menurut Retno, warga stren kali sebenarnya dapat
meningkatkan pemasukan jika mereka benar-benar sadar tentang potensi yang
mereka miliki. “Kami melihat bahwa warga stren kali Medokan Semampir sudah
punya buah Bligo. Tinggal bagaimana cara mengelolanya,” tutur Retno dalam acara
pelatihan mengolah Bligo menjadi Manisan, Kamis (6/9/2019) di balai RW 8.
“Kami
mengajak ibu-ibu di sini agar ikut andil dalam program pengabdian ini dalam
rangka mewujudkan kampung Bligo sebagai sentra pengolahan Bligo di wilayah RW 8
Medokan Semampir,” imbuh Retno di depan para kelompok masyarakat yang terdiri
dari ibu-ibu kader.
Menurut
Retno buah Bligo akan diolah menjadi sirup, selai dan manisan. Pada pelatihan
kali ini fokus pada pengolahan Bligo menjadi manisan dengan varisan rasa
anggur, tutty frutty dan taro. Untuk pertemuan berikutnya akan diadakan
pelatihan mengolah Bligo menjadi sirup dan selai.
Dalam
kesempatan yang sama, Jenny, koordinator kader sangat antusias mengikuti
pelatihan tersebut. Menurutnya, output dari kegiatan ini bisa jadi peluang
untuk mendirikan UMKM yang dikelolah oleh warga stren kali Medokan Semampir.
“Kami sangat menyambut dengan baik adanya program pengabdian kepada masyarakat
ini. Kami memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru khususnya mengelolah Bligo
yang sebelum-belumnya hanya dijual buahnya saja tanpa diolah sama sekali,” kata
Jenny.
Menurutnya,
ke depan mereka akan menghimbau kepada semua warga agar setiap warga khsusnya
di wilayah RT 8 untuk menanam bibit Bligo, dan buahnya bisa dijual ke kelompok
pengolahan buah bligo. “Kami siap untuk menjadi kampung Bligo,” tutur Jenny
disambut tepuk tangan para kader.
Melalui
program pengabdian ini kader juga akan dilatih untuk membuat online shop untuk
memasarkan olahan Bligo. Melalui metode tersebut, diharapkan akan mampu
mencapai target dengan maksimal, dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
stren kali Medokan Semampir. (Apriana Rahmawati)