Rabu, (14/08/2019) Sosisalisasi Surabaya Smart City (SSC) 2019 terus berlangsung. Kali ini tim
SSC dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) di kawasan Surabaya Timur. Tepatnya
di kampung Medokan Semampir Blok F dan G nomor 31, RW II Kelurahan Medokan
Semampir, Kecamatan Sukolilo. Sosialisasi kali ini dihadiri oleh sekretaris
DKRTH Ipong Wisnoewardono dan didampingi Camat Sukolilo serta Lurah Medokan Semampir.
Di
lokasi, Ipong menyampaikan banyak arahan untuk warga Medokan Semampir Blok G
dan F. Kampung ini sudah menang di beberapa lomba sebelumnya, yaitu Merdeka
Dari Sampah (MDS) dan Surabaya Green and Clean (SGC).
Meskipun
kampung ini telah memiliki modal untuk mengikuti SSC, Ipong tetap berharap
kampung tersebut bisa melanjutkan program-program yang dan sedikit pembaruan
agar bisa berkelanjutan. “Ya ini sudah pernah beberapa kali menang lomba.
Artinya kampung ini sudah cukup mumpuni. Cuma tinggal dipoles sedikit untuk
lebih baik lagi,” kata Ipong.
Ipong
mencontohkan, bebrapa yang perlu diperhatikan adalah di bagian instalasi
pembuangan air limbah (IPAL). Perlu untuk diperbaiki lagi. “Saya rasa hanya itu
ya, karena warga sini juga telah mempersiapkan sudah sejak lama. Tadi sudah
ditunjukkan juga produk-produk ikoniknya. Tinggal dipoles lagi saja,” jelas
ipong.
Sementara
itu, motivator lingkungan DKRTH Adi Candra menjelaskan, yang menarik di kampung
Medokan Semampir adalah di bagian pengelolahan limbah sampah plastik yang
disulap menjadi berbagai kerajinan yang memiliki nilai jual. Di antarnya ada
kursi dari bahan botol plastik bekas, dan hiasan pohon dari tas keresek
warna-warni.
Menurutnya,
kampung tersebut sudah memiliki modal cukup untuk mengikuti SSC 2019. Sebab,
inovasi dari kampung tersebut sudah tak kalah hebatnya dengan kampung lain.
“Ini yang membuat beda dari kampung sebelumnya, karena kampung Medokan Semampir
ini dulu tahun 2012 menjadi best of the best di MDS,” tutur Adi.
Selain
itu, yang menarik menurut Adi adalah di bagian IPAL. Karena IPAL sangat penting
untuk pembuangan limbah dari rumah tangga. Untuk Medokan Semampir Blok G dan F
sendiri, Adi berharap bisa dilanjutkan dan dilakukan pembersihan agar saluran
pembuangan limbah itu bisa lebih baik lagi.
“IPAL
itu kan ada saringannya agar airnya bersih. Nah, itu bisa dibersihkan lagi agar
saluran airnya tetap dan airnya bisa dimanfaatkan lagi untuk lainnya,”
jelasnya.
Adi
menambahkan, inovasi di kampung Medokan Semampir juga perlu didorong lagi agar
kampung tersebut bisa memiliki produk yang dapat dijual. Selain itu, agar
kampung tersebut mempunyai program berkelanjutan yang bisa dijadilan jujukan
wisata kampung.
“Kata
Pak Eri (Eri Cahyadi, Plt Kepala DKRTH Kota Surabaya, Red) kan harus terus
digali potensinya. Biar nanti kampung di Surabaya ini bisa menjadi jujukan
wisata dan memiliki nilai jual. Selain itu, warga setempat juga bisa menikmati
hasilnya,” pungkasnya. (gin/opi)