Warga
Medokan Semampir tak pernah jauh dari inovasi-inovasi, utamanya menyangkut
sampah.
Setelah
sebelumnya meluncurkan produk sabun Jelita yang terbuat dari minyak jelantah,
kali ini mereka menyulap limbah bekas kebutuhan rumah tangga tersebut menjadi
minyak untuk pijat urut.
Ketua
Lansia RW 02 Medokan Semampir, Rini Widayanti,
mengatakan pemanfaatan jelantah menjadi minyak urut ini dilakukan setelah
mencoba-coba membuat produk lain.
Ini
juga merupakan hasil kerja sama dengan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surabaya yang tengah melakukan pengabdian di Medokan Semampir.
"Warga
bereksperimen beberapa bulan lalu, yakni memanfaatkan jelantah menjadi
pengharum ruangan, tetapi ternyata jelantahnya hanya butuh sedikit, dan bahan
kimianya sedikit mahal," tuturnya ketika ditemui di Balai RW 2 Medokan
Semampir, Senin (4/8/2019).
Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya, Muhammad Zaki, menyebut
hadirnya ide mengubah jelantah menjadi minyak urut ini diawali dengan hasil
riset mereka yang menunjukkan bahwa banyak lansia di kampung tersebut yang
rheumatik.
"Anak-anak
juga sering jajan, dan itu selalu digoreng pakai minyak. Jadi kami memikirkan
bagaimana caranya jelantah ini bisa jadi minyak urut," katanya.
Jelantah
yang sangat hitam dan banyak sisa-sisa penggorengan tersebut dijernihkan
terlebih dahulu, kemudian mereka memanfaatkan ampas tebu dari para penjual es
tebu di daerah Medokan.
Minyak
didiamkan selama 2-3 hari, baru kemudian dicampur jahe sebagai penghangat dan
essential oil supaya bau minyaknya harum. Pada
percobaan perdananya, Jamila digunakan untuk memijat delapan lansia.
"Kami
coba memijat lansia menggunakan minyak ini, dan semuanya mengatakan hangat,
hangatnya awet," tambahnya.
Rini
pun turut mencoba menggunakan Jamila untuk memijat dirinya sendiri.
Ia
mengaku tidak takut soal keamanan maupun khasiat Jamila, namun ia sempat ragu
dengan baunya.
"Saya
cium dulu, tapi ternyata aromanya harum. Alami harumnya," ucapnya.
Untuk
rencana awal, pihaknya masih ingin berkesperimen lagi dengan takaran bahan
Jamila, kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan awal.
Karena
itu, mereka belum memikirkan penjualan, karena masih memikirkan soal produksi.
Bila
sudah puas, ia berencana memberdayakan para remaja hingga lansia supaya belajar
membuat Jamila secara mandiri.
Selain
membuat Jamila, ia juga berharap warga bisa belajar pijat, karena ia berharap
Medokan Semampir bisa memiliki spa pijat sendiri yang bertempat di Balai RW 2
Medokan Semampir.
"Kami
ingin buka spa pijat, kan belum ada kampung yang punya spa pijat sendiri. Nanti
kami ajarkan ke warga sampai lansia, jadi nanti yang menjalankan spa pijat ya
warga sendiri," harapnya. (Sugiharto)