Minggu pagi ini, (25/8) suasana Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya tampak tak seperti biasa. Pasalnya, ribuan masyarakat terlihat berbaur untuk bernyanyi dan berjoget bersama di salah satu taman yang terletak Jalan Raya Darmo Surabaya itu.
Sejak pukul 06.00 Wib, ribuan masyarakat mulai menikmati pertunjukkan salah satu band yang beberapa personilnya berasal dari Papua. Menariknya, masyarakat yang hadir di gelaran CFD, bukan hanya warga Surabaya, tapi juga berbagai etnis di Indonesia. Diantaranya Sulawesi, Papua, Bali hingga NTT (Nusa Tenggara Timur). Dengan iringan musik dari Abouhwim Band, tua muda hingga anak-anak berbaur bersama untuk berdendang dan menari.
Salah satu warga asli Papua yang hadir di gelaran CFD mengaku, sangat antusias menikmati pertunjukkan musik pagi ini. Menurutnya, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain. "Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya," kata Daniel Mabamba saat ditemui di sela pertunjukkan.
Bahkan, kata Daniel, dalam pertunjukkan musik itu, beberapa lagu daerah tak lupa dinyanyikan. Diantaranya, Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan ditutup dengan lagu Maumere. "Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang," ungkap pria asli Sorong Papua itu.
Kebersamaan ini terlihat semakin akrab, ketika anak-anak Papua bersama ribuan masyarakat Surabaya bergandengan tangan menari berkeliling di Taman Bungkul. Momen haru pun terlihat, ketika mereka saling berpelukan usai menari dan bernyanyi bersama.
Daniel menilai, keberagaman etnis masyarakat yang tinggal di Surabaya, membuat Kota Pahlawan semakin nyaman untuk ditinggali. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua juga menempuh pendidikan di Surabaya. “Setiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat sama tidak ada perbedaan,” jelasnya.
Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga. Dengan begitu, Kota Surabaya akan terus nyaman dan aman untuk ditinggali dari berbagai masyarakat suku etnis di Indonesia. “Karena kita satu, kita sama, tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain,” terangnya.
Di waktu yang sama, Tri Buana Tunggal Dewi Rahma, warga asli Surabaya mengaku, sangat antusias menikmati pertunjukkan CFD Minggu ini. Apalagi menurutnya, ribuan masyarakat dari berbagai daerah bisa berbaur, bernyanyi, dan berjoget bersama. “Semoga kebersamaan ini terus terjaga, karena kita semua sama, satu saudara, satu Indonesia,” pungkas Rahma.