Dalam rangka menggali sejarah terbentuknya kampung Medokan Semampir, Rabu, (25/7) Lurah Medokan Semampir, Supriono, S.Sos.,MM  mengundang para tokoh masyarakat, sesepuh dan saksi sejarah yang ada di wilayah Medokan Semampir. 

Acara yang berlangsung di pendopo kelurahan dan juga dihadiri oleh ketua LPMK, ketua BKM dan para Ketua RW ini semata-mata bertujuan untuk menggali informasi perihal sejarah atau asal-usul kampung Medokan Semampir. " Sebagai Lurah, tentunya saya mempunyai kewajiban untuk mengetahui sejarah maupun asal-usul Medokan Semampir ini  terbentuk," terang Supriono. 

H Syamsul, salah satu tokoh agama menceritakan bahwa nama Medokan Semampir ini mempunyai makna dan arti yang berbeda-beda. " Ada yang mengartikan Medokan itu sebagai Kedokan (kubangan air,red) sedangkan Semampir itu tempat mampir," ungkapnya.


Sedangkan ada juga yang mengartikan bahwa nama Medokan itu sebenarnya adalah Mendoakan. 
" Jadi makna positifnya, bahwa Medokan Semampir itu  mempunyai arti Mendoakan orang-orang yang mampir atau singgah di wilayah ini," tambah H Syamsul yang merupakan keponakan dari almarhum Lurah Mardi, Lurah pertama kali Medokan Semampir.
Lebih jauh, H Syamsul menjelaskan bahwa pada jaman dahulu (penjajahan Belanda) wilayah Medokan Semampir ini merupakan daerah persawahan dan juga hutan, penduduk pun juga jarang. Adapun pertamakali kampung atau pedukuhan saat itu berada di Ngemplak (saat ini berada di Semampir Selatan, wilayah RW 07). Karena pada kondisi peperangan dan penjajahan Belanda situasi pada saat itu tidak kondusif, maka warga pun hidup berpindah-pindah mencari tempat yang aman untuk tinggal dan akhirnya berpencar. 
Nah, untuk menggali informasi sejarah kampung Medokan Semampir ini secara komprehensif dan valid, maka Lurah Medokan Semampir telah membentuk panitia untuk menelusuri rekam jejak sejarah terbentuknya kampung Medokan Semampir ini. Tunggu hasil dan kisahnya...hanya di www.kimmesem.com. (fud/foto:fud)