POJOK MESEM- Menulis berita tidaklah sesulit yang kita
bayangkan, siapapun bisa menulis dan membuat naskah berita. Bahkan seorang anak
kecil hingga orangtua yang tak pernah belajar ilmu jurnalistik pun mampu
membuatnya. Karena menulis berita pada hakikatnya tidak jauh beda dengan
bercerita atau menceritakan sesuatu peristiwa yang terjadi disekitar kita
secara lisan. Bedanya jika naskah berita adalah menceritakan melalui tulisan.
Untuk itu, kami dari KIM MESEM akan berbagi secara singkat tentang cara
menulis berita secara sederhana. Tentu saja, hal ini bertujuan agar pembaca
sekalian bisa menjadi pewarta bagi
KIM MESEM. Hehehehe….
Namun,
yang perlu diketahui tidak semua berita dapat dipublikasikan atau layak dimuat.
Sebab sebuah berita haruslah memenuhi karakteristik yang dikenal dengan
nilai-nilai berita.
Nilai
berita digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu tulisan diangkat menjadi
berita. Semakin tinggi nilai berita yang dikandung dalam sebuah peristiwa
semakin kuat peristiwa tersebut dianggkat sebagai berita. Sebaliknya, semakin
rendah nilai beritanya semakin rendah pula peristiwa tersebut diangkat sebagai
berita. Nah, apa sajakah nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah berita?
1. Magnitude
Seberapa
luas pengaruh suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh: Berita tentang kenaikan
harga BBM lebih luas pengaruhnya terhadap SELURUH masyarakat Indonesia
ketimbang berita tentang gempa bumi di Jawa Tengah.
2. Significance
Seberapa
penting arti suatu peristiwa bagi khalayak
Contoh:
Berita tentang wabah SARS lebih penting bagi khalayak; ketimbang berita tentang
kenaikan harga BBM.
3. Actuality
Yaitu
tingkat aktualitas suatu peristiwa.
Berita
tentang kampanye calon presiden sangat menarik jika dibaca pada tanggal 1
hingga 30 Juni 2004. Setelah itu, berita seperti ini akan menjadi sangat basi.
4. Proximity
Yaitu
kedekatan peristiwa terhadap khalayak.
Contoh:
Bagi warga Jawa Barat, berita tentang gempa bumi di Bandung lebih menarik
ketimbang berita tentang gempa bumi di Surabaya.
5. Prominence
Yaitu
akrabnya peristiwa dengan khalayak.
Contoh:
Berita-berita tentang Indonesian Idol lebih akrab bagi remaja Indonesia
ketimbang berita-berita tentang Piala Thomas.
6. Kejelasan
(clarity) tentang kejadiannya
7. Kejutan
(surprise)
Berapa
banyak manusia terkena dampaknya, seberapa luas, dan untuk berapa lama?
9. Konflik
personal.
10. Human
Interest
Contoh:
Berita tentang nasib TKI Indonesia yang dianiaya di Malaysia, diminati
khalayak, karena berita ini mengandung nilai human interest tinggi.
Setelah
kita membahas nilai-nilai yang ada pada sebuah berita, kini langkah selanjutnya
adalah memahami unsur-unsur berita.
Unsur- Unsur Berita
Sebuah
berita harus memenuhi unsur-unsur berita yang dikenal dengan 5W+1H.
Struktur Naskah Berita
Suatu
berita memiliki struktur berita yang terdiri dari:
- Judul berita harus ringkas (antara 3-5 kata), mencerminkan isi, menarik, dan sebaiknya berupa kalimat aktif yang terdiri dari Subjek + Predikat + Objek (SPO) seperti "Presiden (S) Meresmikan (P) Festival (O)".
- Teras berita adalah alinea atau paragraf pertama naskah berita setelah judul. Teras berita yang bagus tidak lebih dari 30-35 kata atau tiga barisan ketikan. Cara menulis teras berita antara lain menyusun unsur berita (5W+1H), terutama menempatkan unsur WHO dan WHAT di awal kalimat dan unsur WHEN dan WHERE di akhir kalimat. Unsur WHY dan HOW ditempatkan di tubuh berita. (fud)