Meski tidak memiliki icon wisata seperti kebanyakan daerah pada umumnya, tidak menjadikan kampung Medokan Semampir tidak dijadikan rujukan kunjungan para wisatawan domestic maupun mancanegara. Dengan mengusung konsep wisata lingkungan, Medokan Semampir pun bisa menjadi salah satu tempat wisata andalan. Seperti apakah jelasnya? Berikut liputannya.


POJOK MESEM- Daerah pinggiran, tidak ada tempat wisata dan penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan, itulah gambaran sebagaian besar kondisi wilayah Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo,Surabaya pada umumnya. Namun jangan salah, meskipun tidak memiliki potensi wisata unggulan kebanyakan daerah pada umumnya, berkat semangat dan kerja keras warganya, kampung ini dikenal sebagai kampung wisata lingkungan. Hal ini terbukti dengan banyaknya beragam prestasi yang pernah di sandang oleh kampung ini, semisal predikat Best of the Best Merdeka Dari Sampah pada Tahun 2013, kampung pemilahan sampah terbaik, kampung sanitasi terbaik, pahlawan lingkungan dan masih banyak yang lainnya. Bukti nyata inilah yang akhirnya menjadikan kampung ini sering dijadikan rujukan kunjungan para tamu dari Pemkot Surabaya maupun tamu dari dinas-dinas.

RUJUKAN WISATA LINGKUNGAN Menurut Suwandi, ketua RW 02 Medokan Semampir, keberhasilan yang di raih lingkungannya saat ini bukan tanpa usaha dan kerja keras. Semua elemen masyarakat baik tingkat RT,RW dan warga sama-sama mempunyai komitmen yang tinggi membangun dan menata lingkungan. " Alhamdulillah, semangat gotong royong dan kekompakkan warga inilah yang menjadi modal utamanya,"terangnya. Suwandi pun menambahkan, lantaran perubahan yang terjadi di lingkungannya inilah, wilayahnya kerap menjadi rujukan para tamu dari kedinasan. " Dulu tamu dari LPM (Lembaga Permedayaan Masyarakat) Kota Makassar menyatakan betah dan ingin berlama-lama di wilayah kami," ungkap lelaki yang pernah dinobatkan oleh Pemkot Surabaya sebagai pahlawan lingkungan Thaun 2015 ini.

PAMERKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Tak hanya tamu-tamu atau wisatawan dari dalam negeri saja, rencananya pada hari Senin (30/5) besok ini, sedikitnya 13 orang delegasi dari Kitakyushu Jepang yang dipimpin oleh Wakil Walikotanya berencana akan mengunjungi RW 02. " Kami tidak menyangka dari sekian banyak kampung yang ada di Surabaya, kampung kami terpilih menjadi tempat yang akan dikunjungi," tambahnya. Dalam kunjungan nanti, para delegasi dari Jepang tersebut diperkirakan akan melihat-lihat mengenai pengeloaan lingkungan yang ada di wilayahnya, khususnya RT 06. Karena di wilayah inilah, yang dirasa paling lengkap dalam hal parasarana kebersihan dan pengelolaan sampah. "Terus terang di RT 06 ini, sarana pengeloaan lingkungan dan sampah sudah tersedia dan dikelola dengan baik, seperti komposter, IPAL, penggunaan keranjang Takakura maupun Bank Sampah," ujar Suwandi.

AKAN DIKUNJUNGI PESERTA UN HABITAT Selain akan dikunjungi tamu dari Jepang, prestasi yang tak kalah membanggakan adalah pada bulan Juli 2016 mendatang, kampung Medokan Semampir juga akan dikunjungi peserta UN Habitat yang berasal dari 167 negara dengan jumlah peserta sekitar 5000 orang. Hal ini diungkapkan oleh Lurah Medokan Semampir Zaki M.Si. "InsyaAllah, wilayah kita akan menjadi salah satu tempat kunjungan para delegasi dari berbagai Negara tersebut," terangnya. Sekedar diketahui bahwa Konferensi UN Habitat ini, diprakarsai oleh PBB dan dilakukan rutin setiap 20 tahunan untuk membahas isu - isu lingkungan perumahan, permukiman dan perkotaan, untuk menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global. Konferensi UN Habitat telah diselenggarakan sebanyak dua kali yaitu, pada tahun 1976 dan tahun 1996, dan nanti pada tahun 2016 akan diselenggarakan di Equador. Selain konferensi sebagai agenda utama, juga terdapat agenda tambahan berupa workshop dan pameran, serta kunjungan lapangan di beberapa lokasi sebagai best practice upaya-upaya keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya sebagai kota dengan pembangunan yang berkelanjutan. (fud/foto:fud)